Yunhe
Switch Language
Toggle Theme

Kucai (Chinese chive): poin teknis kunci pengendalian hijau hama dan penyakit utama

Yunhe — Pertahanan dan manajemen ilmiah produksi sayuran saat gelombang dingin

I. Target pengendalian

Mencapai tingkat penanganan/respons > 90% di sentra budidaya kucai, efektivitas total > 85%, serta menahan kerugian < 10% untuk menjamin produksi hijau dan aman.

II. Strategi pengendalian

Berpegang pada prinsip “pencegahan diutamakan, pengendalian terpadu”: mengoordinasikan budidaya sehat, pengendalian hayati, dan penggunaan pestisida berbasis sains guna menekan dan mengendalikan OPT utama. Paket meliputi pemantauan dini, budidaya sehat, metode fisik, pengendalian hayati, dan aplikasi kimia presisi.

III. Sasaran utama

  1. Penyakit: busuk abu (Botrytis), penyakit hawar/embun semu.
  2. Hama: larva lalat kucai (sciarid), trips bawang, ngengat daun bawang, kutu daun, dll.

IV. Tindakan pengendalian

1) Perkuat pemantauan

  • Kartu perangkap biru atau biru + feromon untuk trips.
  • Kartu hitam untuk imago lalat kucai.
  • Perangkap feromon seksual untuk ngengat daun bawang.
  • Survei lapang rutin untuk penyakit.

2) Budidaya sehat

  1. Varietas tahan/toleran yang sesuai agroekologi setempat.
  2. Rotasi 3–5 tahun dengan tanaman non‑Liliaceae untuk memutus siklus OPT.
  3. Pemupukan rasional: olah tanah dalam + pupuk dasar cukup; pemupukan susulan wajar. Utamakan pupuk kandang matang/kue minyak; hindari kelebihan pupuk kimia.
  4. Drainase dan ventilasi: lakukan drainase tepat waktu; pada lahan terlindung atur ventilasi agar kelembapan tak berlebih.
  5. Sanitasi kebun: buang residu/daun sakit; tanam dalam‑dalam atau kompos terpusat.

3) Solarization (penutupan suhu tinggi)

Akhir April–pertengahan September, saat cerah (intensitas > 55.000 lux), tutup bedengan dengan mulsa plastik antiembun biru muda 0,10–0,12 mm (pangkas 1–2 hari sebelumnya). Tekan rapat tepi mulsa, lebarkan 50 cm di luar petak. Ketika suhu tanah 5 cm mencapai 40°C > 3 jam, angkat mulsa untuk mendinginkan agar akar tidak rusak. Siram setelah suhu tanah kembali ideal.

4) Pengendalian hayati

  1. Agen mikroba:
    • Sebelum penutupan, fertigasi Trichoderma/Bacillus untuk busuk abu/hawar.
    • Saat tinggi ~5 cm, semprot Bacillus subtilis atau Trichoderma.
    • Untuk larva lalat kucai, sebar granula Metarhizium/Beauveria (mis. 2×10^8 spora/g CQMa421) saat mendung/hujan atau intensitas matahari rendah.
  2. Nematoda entomopatogen: Musim semi/gugur pada 15–25°C, aplikasikan saat mendung/insolasi rendah; fertigasi ~100 juta ekor/mu menarget lalat kucai.

5) Penggunaan pestisida berbasis sains

  1. Penyakit:
    • Busuk abu: iprodione, cyprodinil, fludioxonil.
    • Hawar/embun semu: mandipropamid, cyazofamid, fluopicolide. Patuhi dosis, frekuensi, dan PHI.
  2. Hama:
    • Lalat kucai: matrine, azadirachtin, cyromazine, clothianidin, flufenoxuron; semprot atau aplikasi bertahap.
    • Kutu daun: matrine, lambda‑cyhalothrin, sulfoxaflor/clothianidin sesuai label.
    • Trips: thiamethoxam.
    • Ngengat daun bawang: emamectin benzoate, lambda‑cyhalothrin.

V. Catatan

  1. Rotasi MoA untuk menunda resistensi; patuhi frekuensi aplikasi dan PHI.
  2. PHI iprodione relatif panjang; hindari penggunaan < 21 hari sebelum panen atau sesuaikan jadwal panen agar residu memenuhi ketentuan.

Penerapan paket IPM hijau di atas meningkatkan keselamatan, menekan dampak lingkungan, dan menopang produksi kucai yang berkelanjutan dengan kehilangan hasil dan mutu yang lebih kecil.

Published at: Feb 18, 2025 · Modified at: Sep 13, 2025

Related Posts